Rabu, 21 Januari 2015

Tempat Dualisme

Disini adalah tempat mereka yang tersesat
Kehilangan arah dan lupa kemana harus pulang
Tanpa orang-orang yang tak bisa ditanya

Disini adalah tempat mereka yang mati
Menggadaikan mimpi di gelapnya dini hari
Yang menjual angan-angan untuk sejumput penerimaan

Dan sisanya, berjuang ditengah tengah kekosongan
Mencoba menjadi warna ditengah hitam putih
Meninggikan asa tanpa rencana, tanpa balas jasa

Lelahkah kalian berjalan ditengah lubang hitam?
Yang menyerap cahaya menuju ketiadaan
Menunggu kalian menyerah pasrah dengan keadaan

Dan aku, mencoba menikmati mereka yang berjuang
Menunggu kiriman remah-remah vitalitas
Menncari getaran di pembuluh-pembulug otak

Selasa, 20 Januari 2015

Ada Cerita

Ada cerita tentang para pencuri waktu
Yang mengendap endap ketika ingin bertemu
Menyusup di remang remang karena butir butir rindu
Mencari cari peluang ditengah keramaian
Membawa kabur yang tersayang ke kedamaian

Ada cerita tentang para pendamba semu
Yang berlarian mencari titik temu
Kehilangan makna dari indahnya menunggu
Terpenjara ditengah orang-orang bebas
Disiksa oleh mimpi-mimpi yang mati

Ada cerita tentang para penikmat
Yang menganggap hidup seolah tanpa syarat
Melayang-layang kehilangan gravitasi
Dianggapnya hidup tak lebih dari sensasi
Tanpa arah, tanpa tujuan, namun toh dia menikmati

Ada cerita tentang para pengamat
Duduk
Diam
Mengamati
Meresapi

Senin, 29 Desember 2014

Sekelebat

Sekelebat saja, bolehkah aku ada di ingatanmu yang dengan sukarela kau kenang?

Hilang Karena Ada

Ada saat dimana engkau tak percaya akan pesonamu sendiri
Maka, tandai waktu ini. Tiga lebih tiga satu dini hari

Bahwa engkau, adalah bangun ruang
Sementara aku, adalah keheningan
Yang mengundangmu untuk datang
Bertahta di tengah kekosongan

Bukankah aku ada, karena keberadaanmu didamba?
Mengapa aku mengundangmu datang
Meski sadar bahwa dengannya aku kehilangan makna?

Percayakah kau sekarang?
Kau dan segala isimu itu
Sanggup meniadakan keadaan tanpa paksaan

Keheningan yang hilang
Bersamaan dengan datangnya bangun ruang
Tiga lebih empat sembilan dini hari
Kau membuatku lenyap dibunuh ramai









Sabtu, 27 Desember 2014

Dari T kepada T

Bolehkah aku bertanya pada mantan kekasihmu
Bagaimana rasanya memelukmu sedekat itu?

Menikmati kecupan di kening
Dan tangan yang saling terkait

Berdua
Mengukir mimpi
Tertawa hanya dengan obrolan biasa
Dan dua cangkir teh yang dibiarkan dingin

Tuan, bisakah saya menjadi dia sehari saja?
Di malam terakhir kalian bersama pun tak mengapa
Setidaknya, Tuan
Genggamanmu tak lagi hanya dalam mimpi
Dan kau akan menahanku agar jangan pergi


Malang, 28 Desember 2014. 02:29
Terinspirasi dari kakak tingkat yang saya sama sekali tak bisa bayangkan jika harus merasakan hal yang sama.