Minggu, 12 Oktober 2014

Ditengah Diajar

Kamu mengajariku satu hal
Tak butuh alasan untuk merasa nyaman

Kamu mengajari aku satu hal lagi
Kau akan menyadari betapa berharganya seseorang
Saat dia sudah bukan milikmu

Hal terakhir yang kau ajarkan
Kesempatan tak diberi dua kali

Kamu hanya terlalu berharga untuk tak kumiliki
Namun, bisakah aku menjagamu ?

Dini Hari

Karena pelukanmu, adalah satu satunya alasan aku sanggup menahan dingin yang mencabik paru paru
Aku tak butuh tubuhmu, sayang
Tahan aku seperti ini sudah lebih dari segalanya
Maukah ?

Jika tak mau
Berbohong sajalah padaku

Aku mencarimu
Dan membutuhkanmu
Kau lebih dari candu

Tapi, akankah kau benar benar mau
Untuk menghabiskan sisa sisa semua malammu
Denganku ?

Sudahlah

Sakit yang merasuk ke seluruh inci badanmu
Perlahan mengalir tajam menusuk
Mencabik cabik semua pertahananmu, membiarkanmu ambruk semi tak bernyawa tanpa mampu melakukan apa apa
Apakah kau salah jika memutuskan untuk menyerah ?

Seumpama, luka adalah manusia
Akankah kita menyalahkannya karena tak mampu berkata ?

Tapi masalahnya ada di belakang sana
Lihatlah,
Jalan panjang berangin yang sudah kau lewati
Akankah kau akan sekedar pergi ?

Kalau kau tak kuat kawan, silakan melambat
Tak ada seorangpun yang akan memaksamu

Semangat !

Percayalah sayang, aku akan menahan langitmu agar tak runtuh
Meski kau adalah air bah
Dan aku hanyalah kepingan kayu
Yang kau bawa entah kemana
Menuju tiada

Gelap

Yang terasa hanyalah aura
Buta aksara
Hilang suara

Lepas menghilang dalam semesta
Lambat nian untuk sampai ke muara

Keramaian kadang membuatmu setengah gila
Dan kau mencoba berdialektika
Meski yang lainnya fana

Sepi yang menggila
Akhirnya pergi ke sisa udara
Dan bahagia

Sabtu, 11 Oktober 2014

Hilang Di Rumah

Kita menghilang di rumah
Bicaralah
Karena semesta malas menerka

Jika kau hilang di rumah
Kemanakah ?

Buta arah
Menapak langkah
Jiwa berdarah darah
Sanggupkah ?

Menerka langkah tak berarah
Hilang tetap hilang kalau pasrah
Meski nanti mati lelah
Tidakkah itu lebih indah ?