Rabu, 02 Juli 2014

Jadi

Ada kalanya saat, suatu pagi engkau terbangun dan membiru . Sedikit saja berharap agar dunia bersikap sedikit lebih ramah .
Tapi kenyataan itu kejam , bukan ?

Dan, kekejaman itu mencabik cabikmu . Tajam
Kau sadar bahwa kau tak seharusnya berharap .
Sekarang, yang kau bisa lakukan adalah membangun sendiri duniamu, melepas semua yang menahanmu .
Mengajak semua orang untuk bersenang senang . Tertawa tulus .
Tapi, adakah orang yang akan menemanimu disana nanti ?

Kau telah mencapai batasanmu . Yang kau butuhkan adalah hidup dengan hati .
Mencari kesenangan sesaat yang telah lama hilang dari hidupmu .
Tapi, pandangan itu terlalu kejam untuk perasaanmu kan ?
Sekali lagi, kau ditusuk oleh realita .

Kamu hanya ingin ada seseorang yang bernyanyi untukmu . Melodi itu, akan melenyapkan segala sinismemu
Tapi , sekalipun langit malam dipenuhi bintang terang, tak ada satupun yang datang .
Adalah semesta yang perlahan memelukmu, yang tak terlihat, yang hanya bisa kau rasakan saat kesendirian menyergapmu .
Bahasa alam yang lama sekali hilang, perlahan kembali dan menemanimu lagi
Walau tetap saja Kau butuh orang lain yang tak kunjung tiba itu, semesta tak bisa berubah menjadi sosok yang menemanimu hingga akhir, kan ?

Pada akhirnya, kau hidup tanpa peduli ada orang yang bersamamu atau tidak . Pemikiran dan mimpimu tak berlaku buat dunia sekitarmu
Kau berteman dengan sesuatu yang paling kau takutkan sepanjang hidup . Yang mulai harus kau biasakan .
Entah kamu satu dari sedikit yang berwarna, apa justru kamu hitam putih diantara pelangi ?
Entahlah . Yang jelas satu hal .
Kebebasanmu tak berhak mengharap .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar