How do you look at the girl you love & tell yourself its time to walk away?
Jadi teman teman reader yang budiman, setelah mendengar kutipan di atas, gue mendadak jadi galau semaleman lagi .
Gue menolak semua ajakan date yang gue dapetin hari ini, keluar rumah hanya untuk menghibur temen gue yang sedang dirundung masalah dan pulang hanya untuk duduk diam, menikmati sebatang rokok eceran dan melihat bintang yang sebenernya jelas jelas nggak kelihatan . Orang hari ini hujan juga
Gue merasa tertusuk .
Iya, tertusuk . Kata kata di atas itu, bener bener mirip yang gue rasain sekarang .
Gue, setelah berbagai macam tipikal cewek, ternyata harus mendapati fakta bahwa semuanya nggak ada artinya . Semuanya nggak merubah apapun . Gue, masih menyayangi wanita yang sama .
Wanita yang sama seperti saat berbulan bulan lalu, seusai pelajaran olahraga pada jum'at pagi, sukses membuat gue menyadari bahwa gue udah bener bener jatuh cinta .
Mendadak gue jadi punya standarisasi yang sangat tinggi dalam mencari cewek . Mendadak gue bukan lagi tipikal cowok care seperti dulu, tapi jadi cowok cuek yang nggak peduli sama apa yang cewek lain rasakan, selain dia . Gue ngedate, tapi dari awal gue bilang ke ceweknya bahwa " Kita nggak lebih dari temen "
Oke, gue emang bajingan
Tapi kalian juga harus tahu bahwa ternyata, membuka hati toh nggak segampang yang kalian pikir .
Membuka hati kalian bukan tentang mencari yang lebih . Tapi mencari yang bisa membuat kalian melupakan kenangan masa lalu suram kalian . Dan berbagai macam cewek itu, rupanya sudah gagal total bahkan sebelum mereka mendekati pintu hati gue .
Mereka nggak salah . Guelah yang memasang 12 digit password dengan capslock sensitive dan tulisan yang berganti jenis setiap huruf .
Guelah yang terlalu memproteksi hati gue sendiri .
Karena sebenernya, gue masih ingin menikmati kedekatan delusional dengan dia . Cewek yang menganggap dirinya sendiri Dementor dalam kisah Harry Potter karena merampok kebahagiaan gue
Padahal, beberapa minggu yang lalu, pada hari Kamis dinihari, dengan badan yang rasanya kayak dilempar ratusan panci yang habis diangkat dari kompor, gue udah bener bener yakin bahwa, detik itu, saat itu, adalah waktunya gue untuk pergi . Membiarkan dia menikmati dunianya
Padahal, satu pulau yang lalu, di perjalanan pulang, gue udah meluapkan semuanya dan menyentak otak gue sendiri, bahwa dia ga peduli apapun yang gue lakukan buat dia dan gue harus pergi
Padahal, berbulan bulan yang lalu, saat gue mengetik
kata kata di power point, gue udah menyuruh diri sendiri buat pergi
setelah dia membaca itu semua
Padahal, beratus ratus chat yang lalu, gue udah menyakiti hati gue sendiri hanya agar rasa sakit itu cukup membuat gue sadar dan menjauh .
Dan, semuanya gagal . The James Bond was killed at his mission
Sampai detik ini, gue belum bisa . Gue masih mencoba bbm dia setiap hari, bertingkah konyol kayak badut yang nggak punya harga diri sedikitpun di depannya, agar bisa melihatnya tertawa lepas . Terus dan terus .
Gue masih mencoba mencari topik yang pas agar chat gue tidak berakhir dengan endchat .
Gue masih mencoba mencari setitik kesalahan dia , walaupun kata mereka semua yang dia lakuin udah cukup untuk mengusir gue dari hidupnya, toh gue tetep menganggapnya sempurna .
Dan gue, masih cukup bodoh untuk pulang kerumah dan memikirkan semuanya setelah gue melihatnya ada di mobil yang sama dengan cowok yang sekarang deket sama dia .
Gue sudah sadar bahwa gue harus pergi, tapi, kaki gue terlalu berat untuk melangkah
Ada tangan raksasa dari dalam bumi yang menahan gue tetep tinggal . Membiarkan semuanya berjalan seperti ini . Membiarkan dia tetep nganggep gue temen . Yang tampaknya akan terus seperti itu
Tangan kurang ajar itu bernama delusi
Btw, sebenernya post ini udah selesai sih, tapi , barusan aja, gue menyadari sesuatu. Tepat dimana kata "delusi" gue ketik di paragraf terakhir tadi .
Dan mungkin saja, ini adalah hal paling jenius , atau mungkin juga hal paling bodoh yang pernah gue sadari seumur hidup, gue nggak tau .
Karena setelah menyadarinya, gue memutuskan untuk tetap tinggal . Masa bodoh dengan segala penolakannya .
Gue, memutuskan untuk menjadi seorang superhero gagal .
Seorang superhero, tidak pernah memamerkan bahwa dia adalah superhero, pengecualian , Ironman dan gue bukan Ironman . Mereka tidak pernah menuntut balasan atas semua yang sudah mereka lakukan , tapi ketika dibutuhkan , mereka tiba tiba datang dan menyelamatkan semuanya .
Tapi, berhubung gue adalah superhero gagal, gue nggak tau yang gue lakukan ntar bisa menyelamatkan dia atau tidak
Yang jelas, gue memutuskan buat terus ada di samping dia
Gue memutuskan buat jadi orang yang walau dia galau jam 2 pagi dan membutuhkan seseorang buat nemenin dia, gue akan meluncur menghampirinya dan ada di dekatnya dan meyakinkan bahwa semuanya akan baik baik aja
Gue memutuskan buat jadi orang yang ketika dia sakit, gue akan datang ke rumahnya, membawakan obat dan makanan, serta menyiapkan segelas teh hangat untuk membuatnya sedikit lebih baik
Gue memutuskan buat jadi orang yang akan menerima segala ceritanya, walau dia bercerita tentang orang lain yang bisa merebut hatinya
Gue memutuskan buat jadi orang yang akan stalking dia setiap hari, mencari tahu apakah dia membutuhkan atau menginginkan sesuatu, dan setelah gue tau gue akan berusaha keras agar gue bisa memberi sesuatu itu buat dia
Dan, semua yang akan gue lakukan setelah ini, akan gue lakukan setulus yang gue bisa .
Tanpa pernah meminta cintanya, tanpa pernah berharap dia pernah memikirkan gue . Tanpa pernah peduli gue ada di hatinya atau nggak .
Gue cuma ingin dia merasa bahwa dia nggak sendirian di dunia ini .
Gue, akan berusaha seancur dan segila mungkin, agar jadi alasan dibalik beberapa senyumnya, yang sampai detik ini masih yang termanis yang pernah gue lihat selain ibu dan adik gue .
Seperti yang pernah gue bilang pada mantan gue yang sempet ngedate beberapa minggu yang lalu, bahwa gue hanya akan berkorban buat 3 orang wanita . " Ibu gue, adik gue , dan cewek yang gue sayang "
Dan sialnya , dia, cewek yang gue sebut dengan istilah aneh bernama " twelve " adalah cewek yang gue sayang , dan sepertinya untuk waktu yang cukup lama .
Dari dia, gue belajar, seperti kata Raditya Dika di film pendeknya bahwa ' Kita nggak harus tahu orang lain butuh kita atau tidak, tapi yang penting, kita ada untuk mereka "
Nacht twelve, seperti yang kamu lihat, gue baik baik saja . Anggaplah selalu seperti itu, dan , panggil gue kapan aja kamu butuh . Kapan . Aja
Kamu tak perlu menyayangiku, tapi aku bebas buat menyayangi kamu kan ?
jatuh cinta itu mudah, merelakannya aja yang susah
BalasHapussalut bgt sama cerita lo. keep writing fellas :)
Ah, thanks bray :)
BalasHapus