Senin, 22 April 2013

Bagaimana Menyikapi Pemberian Tuhan



Barusan aja , gue pulang dari sebuah warung kopi pinggir jalan, yang disana adalah salah satu tempat favorit gue saat kumpul dengan teman teman . Kenapa ? Karena …………….. Disana ada rokok eceran
Oke, itu tadi anti klimaks . Tapi kalian harus tahu bahwa untuk ukuran anak SMA yang biasa biasa aja, membeli 1 pak rokok seharga 13 ribu dalam waktu 3 hari sekali itu bener bener membunuh isi dompet lebih cepat daripada membakar isinya sendiri .

Jadi, disana gue berbicara banyak hal dengan orang orang yang spesial . Hal yang akan gue bahas disini adalah penempaan .
Kayak sebuah pedang legenda level 99 yang special ability nya adalah one hit kill, manusia juga sama . Pedang kayak gitu, awalnya juga besi tua rongsokan yang entah gimana bisa ditempa jadi pedang yang … tidak ada satu orang gamer pun yang akan menolaknya, walau job aslinya dia adalah Wizard sekalipun .
Manusia, juga bukan apa apa saat dilahirkan . Mereka nggak lebih dari sebuah besi, yang entah mau dipakai jadi pedang, jadi kapak, jadi arit, jadi perisai, itu adalah terserah yang menempa . Walau jelas, kualitas besi itu pasti berbeda beda . Tapi penempalah yang menentukan segalanya
Dia bisa merusak besi yang bagus, tapi juga bisa mengasah besi yang ancur
Sekali lagi, itu terserah yang menempa .

Dan besi itu, adalah jiwa kalian . Lengkap dengan gen, orang tua, sahabat, orang orang disekitar kalian, fasilitas, dan yang paling penting, adalah masalah yang kalian hadapi , dulu sekarang dan akan datang . Semuanya, adalah pemberian Tuhan buat kita, bahkan kita dikasih masalah pun, itu juga yang ngasih Tuhan kan ?
Dan kita, adalah sang penempa . Mau jadi apa kita, itu tergantung dari kita sendiri .
Apapun yang kalian dapatkan selama hidup, itu hanyalah perantara . Yang mungkin aja bisa mempermudah dan mempersulit hidup kalian sendiri . Kalau kalian diberi emas tapi gak bisa mengelola, emasnya kalian jadiin , misalnya seruling , itu adalah hal bodoh . Tapi kalau kalian diberi kayu , dan kalian bisa mengelola kayu itu jadi sebuah pondok kecil ditengah bukit yang kuat dan bener bener simetris juga enak dilihat, itu jenius .
Padahal, kayu adalah bahan dasar seruling dan emas , bagi orang orang yang hartanya lebih banyak dari lemak di perut boboho, bisa dibuat bangun rumah .

Mau jadi gimana kalian nanti, itu bergantung pada kalian . Tapi satu hal, nggak logis kalau kalian sudah membuat emas jadi bahan seruling lalu suatu ketika ada emas datang lagi, kalian akan membuatnya jadi seruling lagi kan ?
Kalian sudah belajar . Dan dalam kehidupan nyata , itu yang gue namakan proses pendewasaan .
Kalian gak mungkin sudah terbentuk menjadi seseorang yang bisa menyelesaikan masalah dengan pintar sejak lahir kan ? Ada ratusan kesalahan yang kalian perbuat, dan ketika kalian sadar , saat itulah kalian lagi berjalan di tangga kedewasaan . Selangkah demi selangkah .


Gue pribadi , menganggap proses pendewasaan yang gue alami sampai sekarang adalah saat gue menyadari bahwa gue adalah orang yang terlampau egois , selalu menyalahkan keadaan, negativisme, kontrol emosi yang naudzubillah ancurnya gak karu karuan , dan nggak peduli sama keadaan orang di sekitar gue . Makasih buat teman teman yang selalu mengingatkan
Saat gue menyadarinya, gue lagi kena masalah yang bener bener ngena sampai sekarang . Saat itu, gue bener bener liar . Bahkan sahabat terdekat gue, berkata bahwa gue udah jadi pribadi yang jauh berbeda, jauh lebih buas . Seolah semua yang gue pendem selama ini, terlepas mengerikan .
Dan gue , jelas sekali ingin merubah semuanya . Tapi gue gagal . It goes on
Gue gak bisa melakukan apapun, dan tiba tiba saja semuanya gelap sebelum gue sadar . Gue gak bisa melihat apapun di depan gue, sampai pada suatu hari, gue sadar
Gue gamungkin gini terus
Gue masih punya hidup
Dan gue, sejak hari itu sampai detik ini dan entah kapan berakhirnya, mulai memutuskan berjalan lagi di tangga kedewasaan . Gue mulai mencoba melihat sisi baik dari sesuatu .
Sejak itu , gue berusaha melihat, ibaratnya buah yang busuk sebagian, melihat sisi yang bisa dimakan, memotong yang busuk dan membuangnya ke tempat sampah, dan memakan sisanya . Karen ague udah sadar bahwa, semua yang terjadi di hidup yang menyebalkan ini, punya arti dan dua sisi . The Bright Side of the Moon and The Darkside of The Sun

Kita akan terus diberi kayu , emas , dan lain sebagainya sampai sang pemberi menghampiri kita sambil berkata “ Waktunya Pulang “
Sampai itu terjadi, teruslah berjalan , tapi jangan lupakan dirimu sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar